Selasa, 09 April 2019

Teknik Perawatan Mesin / materi tentang oli



 NAMA : Rizky Hari Triawan
 NPM    : 26416604
 KLS     : 3IC07



1.1  Pengertian Oli
Oli atau Minyak pelumas mesin adalah zat kimia yang berupa cairan yang diberikan antara dua benda yang bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas atau Oli berfungsi sebagai pelapis pelindung yang mencegah terjadinya benturan antara logam dengan logam komponen mesin seminimal mungkin. Dan juga mencegah goresan dan keasusan. Umumnya pelumas terdiri dari 90% minyak dasar dan 10% zat tambahan. Oli atau minyak pelumas mesin mempunyai banyak ragam dan macamnya.
  1. Oli mineral
Oli berbahan dasar yang berdasar dari minyak bumi yang diolah dan ditambahkan zat aditif untuk meningkatkan kemampuan dan fungsinya.
  1. Oli sintetis/sintetik
Oli sintetis biasanya terdiri dari Polyalphaolifins dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Kemudian senyawa ni dicampur dengan oli mineral. Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya. Oli sintetis cenderung mengandung bahan karbon reaktif. Oli sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja uang lebih efektig dibandingkan oli mineral.
1.2  Fungsi Oli
Oli mengandung lapisan-lapisan halus, berfungsi mencegah terjadinya benturan antar logam dengan logam komponen mesin seminimal mungkin, mencegah goresan atau keausan. Untuk beberapa keperluan tertentu, aplikasi khusus pada fungsi tertentu, oli dituntut memiliki sejumlah fungsi-fungsi tambahan. Mesin diesel misalnya, secara normal beroperasi pada kecepatan rendah tetapi memiliki temperatur yang lebih tinggi dibandingkan dengan Mesin bensin. Mesin diesel juga memiliki kondisi kondusif (peluang) yang lebih besar yang dapat menimbulkan oksidasi oli, penumpukan deposit dan perkaratan logam-logam bearing. Fungsi oli terdiri dari tiga fungsi diantaranya:
1)      Mengurangi gesekan
Mesin sepeda motor terdiri dari beberapa komponen, terdapat komponen yang diam dan ada yang bergerak. Gerakan komponen satu dengan yang lain akan menimbulkan gesekan, dan gesekan akan mengurangi tenaga, menimbulkan keausan, menghasilkan kotoran  dan panas. Guna mengurangi gesekan maka antara bagian yang bergesekan dilapisi oli pelumas (oil film).
2)      Sebagai peredam
Piston, batang piston dan  poros engkol merupakan  bagian mesin menerima gaya yang berfluktuasi, sehingga saat menerima gaya tekan yang besar memungkinkan menimbulkan benturan yang keras dan menimbulkan suara berisik. Pelumas berfungsi untuk melapisi antara bagian tersebut dan meredam benturan yang terjadi sehingga suara mesin lebih halus.

3)      Sebagai anti karat
Sistem pelumas berfungsi untuk melapisi logam dengan oli, sehingga mencegah kontak langsung antar logam dengan udara maupun maupun air dan terbentuknya karat dapat dihindari. Ë Bagian-bagian yang penting dari mobil yang memerlukan pelumasan ialah:
a) dinding silinder dan torak
b) bantalan poros engkol dan batang penggerak
c) bantalan poros kam
d) mekanisme katup
e) pena poros
f) kipas angin
g) pompa
h) mekanisme pengapian

4)      Sebagai Pelumasan
Oli mesin melumasi permukaan metal yang bersinggungan dalam mesin dengan cara membentuk lapisan film. Lapisan film tersebut berfungsi mencegtah kontak langsung antara permukaan metal dan membatasi keausan.


5)      Sebagai Pendingin
Pembakaran menimbulkan panas dan komponen- komponen mesin menjadi panas,hal ini menyebabkan keausan yang cepat pada komponen tersebut dan apabila tidak diturunkan temperaturnya maka mesin akan rusak maka dari itu sistem pelumasan sangat diperlukan.

6)      Sebagai Perapat
Oli mesin membentuk lapisan antara torak dengan silinder. Ini berfungsi sebagai perapat (seal) yang dapat mencegah hilangnya tenaga mesin. Sebaliknya apabila ada kebocoran maka  gas campuran yang dikompresikan akan menekan disekeliling torak dan masuk kedalam bak engkol dan ini berarti akan kehilangan tenaga.

7)      Sebagai Pembersih
Kotoran akan mengendap dalam komponen mesin seperti butiran- butiran logam hasil gesekan antara logam yang saling bersinggungan, ini menambah pergesekan dan menyumbat saluran oli. Oli mesin akan membersihkan kotoran tersebut untuk mencegah kotoran yang tertimbun didalam mesin.

8)      Sebagai Penyerap Tegangan
Oli mesin menyerap dan menekan tekanan lokal dan ini bereaksi pada komponen yang dilumasi, serta melindungi agar komponen tersebut tidak menjadi tajam saat terjadinya gesekan pada bagian yang saling berhubungan.
9)      Penyerap Panas
Ketika mesin dihidupkan, terjadi proses pembakaran yang menghasilkan panas untuk diubah menjadi tenaga. Pada saat yang bersamaan, oli bersirkulasi pada bagain dalam mesin. Ketika oli mesin melewati bagian mesin dengan temperatur tinggi seperti piston, metal dan dinding silinder, maka panas komponen tersebut akan diserap. Hal ini dapat menjaga temperatur mesin dan mencegah keausan yang berlebihan pada bagian mesin.
10)   Perapat
Saat oli mesin bersirkulasi di dalam mesin, oli akan membentuk lapisan tipis. Lapisan ini akan merapatkan celah antara dua benda yang bergerak. Sebagai contoh, didalam mesin terdapat silinder dan ring piston sebagai bagian penghasil tenaga di mesin. Oli pada bagian ini akan merapatkan celah keduanya, sehingga kompesi maupun tenaga pembakaran tidak bocor. Hasilnya, tenaga yang dihasilkan akan maksimal.
11)   Mencegah Karat
Fungsi lain dari oli mesin yaitu mencegah terjadinya karat pada permukaan logam. Oli mesin akan menutup permukaan metal, sehingga metal tersebut terbebas dari oksidasi yang menyebabkan timbulnya karat. Hal ini dapat dibuktikan pada mesin yang terbuat dari metal/ logam, ketika terisi dengan oli, akan terbebas dari karat.
1.3  Jenis – Jenis Oli
Pertama, kenali dulu bahan dasarnya, ada 4 jenis oli dilihat dari bahan dasarnya yaitu:

1.      Oli Meneral

Oli mineral berbahan bakar oli dasar (base oil) yang diambil dari minyak bumi yang telah diolah dan disempurnakan. Beberapa pakar mesin memberikan saran agar jika telah biasa menggunakan oli mineral selama bertahun-tahun maka jangan langsung menggantinya dengan oli sintetis dikarenakan oli sintetis umumnya mengikis deposit (sisa) yang ditinggalkan oli mineral sehingga deposit tadi terangkat dari tempatnya dan mengalir ke celah-celah mesin sehingga mengganggu pemakaian mesin.

2.      Oli Sintetis

Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian terbersih dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian dicampur dengan oli mineral. Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya. Basis yang paling stabil adalah polyol-ester , yang paling sedikit bereaksi bila dicampur dengan bahan lain. Oli sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif, senyawa yang sangat tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan oksigen sehingga menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral.


3.      Kekentalan(Viskositas)

Kekentalan merupakan salah satu unsur kandungan oli paling rawan karena berkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk mengalir. Kekentalan oli langsung berkaitan dengan sejauh mana oli berfungsi sebagai pelumas sekaligus pelindung benturan antar permukaan logam.

Oli harus mengalir ketika suhu mesin atau temperatur ambient. Mengalir secara cukup agar terjamin pasokannya ke komponen-komponen yang bergerak. Semakin kental oli, maka lapisan yang ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan halus pada oli kental memberi kemampuan ekstra menyapu atau membersihkan permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi resitensi berlebih mengalirkan oli pada temperatur rendah sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke komponen yang dibutuhkan. Untuk itu, oli harus memiliki kekentalan lebih tepat pada temperatur tertinggi atau temperatur terendah ketika mesin dioperasikan.

Dengan demikian, oli memiliki grade (derajat) tersendiri yang diatur oleh Society of Automotive Engineers (SAE). Bila pada kemasan oli tersebut tertera angka SAE 5W-30 berarti 5W (Winter) menunjukkan pada suhu dingin oli bekerja pada kekentalan 5 dan pada suhu terpanas akan bekerja pada kekentalan 30.

Tetapi yang terbaik adalah mengikuti viskositas sesuai permintaan mesin. Umumnya, mobil sekarang punya kekentalan lebih rendah dari 5W-30 . Karena mesin belakangan lebih sophisticated sehingga kerapatan antar komponen makin tipis dan juga banyak celah-celah kecil yang hanya bisa dilalui oleh oli encer. Tak baik menggunakan oli kental (20W-50) pada mesin seperti ini karena akan mengganggu debit aliran oli pada mesin dan butuh semprotan lebih tinggi.Untuk mesin lebih tua, clearance bearing lebih besar sehingga mengizinkan pemakaian oli kental untuk menjaga tekanan oli normal dan menyediakan lapisan film cukup untuk bearing.

4.      Grade oli

Kualitas oli disimbolkan oleh API (American Petroleum Institute). Simbol terakhir SL mulai diperkenalkan 1 Juli 2001. Walau begitu, simbol makin baru tetap bisa dipakai untuk katagori sebelumnya. Seperti API SJ baik untuk SH, SG, SF dan seterusnya. Sebaliknya jika mesin kendaraan menuntut SJ maka tidak bisa menggunakan tipe SH karena mesin tidak akan mendapatkan proteksi maksimal sebab oli SH didesain untuk mesinyanglebihlama.

Ada dua tipe API, S (Service) atau bisa juga (S) diartikan Spark-plug ignition (pakai busi) untuk mobil MPV atau pikap bermesin bensin. C (Commercial) diaplikasikan pada truk heavy duty dan mesin diesel. Contohnya katagori C adalah CF, CF-2, CG-4. Bila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin diesel berbeda dengan oli mesin bensin karena karakter diesel yang banyak menghasilkan kontaminasi jelaga sisa pembakaran lebih tinggi. Oli jenis ini memerlukan tambahan aditif dispersant dan detergent untuk menjaga oli tetap bersih
  •  SM (Current)
Diperkenalkan pada 2004. Ditujukan untuk semua jenis mesin bensin yang ada pada saat ini. Oli ini didesain untuk memberikan resistensi oksidasi yang lebih baik, menjaga temperatur, perlindungan lebih baik terhadap keausan, dan mengontrol deposit lebih baik.
  •  SL (Current)
Merupakan katagori terakhir sampai saat ini. Diperkenalkan pada 1 Juni 2001. Oli ini didesain untuk menjaga temperatur dan mengontrol deposit lebih baik. Juga bisa mengkonsumsi oli lebih rendah. Beberapa oli ini juga cocok dengan spesifikasi terakhir ILSAC sebagai Energy Conserving. Untuk mesin generasi 2004 atau sebelumnya

* SJ (Current) : Diperkenalkan untuk mesin generasi 2001 atau lebih tua
* SH (Obsolete): Untuk mesin generasi 1996 atau sebelumnya
* SG (Obselete): Untuk mesin generasi 1993 atau sebelumnya
* SF (Obsolete): Untuk mesin generasi 1988 atau sebelumnya
1.4 Memeriksa Kondisi Oli Mesin
Memeriksa oli setiap minggu perlu dilakukan, karena dari cairan tersebut, kita bisa tahu apakah kendaraan layak digunakan atau tidak. Memeriksa kondisi oli juga tidak memerlukan waktu yang lama. Kita cukup mencabut tongkat pemeriksa ketinggian oli (dipstick), yang biasanya terlihat jelas di mesin. Apa saja yang bisa dideteksi dari oli mesin?
Jika warna oli tidak jauh berbeda dengan saat pertama diisikan ke mesin (biasanya cenderung bening), maka artinya mesin dalam kondisi prima. Yang perlu Anda lakukan hanya menyalakan mesin dan pergi ke tujuan. Namun, apabila oli berwarna hitam, itu artinya sudah waktunya ganti oli. Jika punya wadah penampung, Anda dapat melakukannya sendiri. Tapi jika tidak ingin repot, cukup bawa ke bengkel.
Oli berwarna putih atau seperti susu berarti ada air yang tercampur. Air dan oli bisa bercampur, akibat adanya lubang pada dinding pemisah di dalam mesin. Atau bisa juga lubang terbentuk di radiator, bila kendaraan memakai jenis satu radiator untuk mendinginkan air dan oli.
Apabila muncul bau bensin, maka ada kemungkinan timbul masalah pada komponen di dalam mesin. Segera periksakan ke bengkel, karena mekanik yang bisa mengetahui komponen mana yang mungkin rusak.
Bila oli banyak berkurang, maka segera periksa lantai di bawah mobil. Jika tidak ada oli yang menetest, maka bisa jadi oli ikut terbakar bersama bensin. Tandanya yaitu muncul asap putih tebal dari knalpot. Asap ini akibat rusaknya cincin piston atau katup tempat campuran BBM masuk ke ruang bakar. Bila ini dibiarkan, maka lama-kelamaan mesin akan rusak.

Hasil gambar untuk Memeriksa Kondisi Oli Mesin


1.5             Standarisasi Oli
        Mengenali tulisan kode standarisasi di produk2 pelumas seperti yang udah kita ketahui sangat perlu biar kita mendapat manfaat & kegunaan pelumas secara maksimal sesuai kebutuhan kita.
  1. SAE (Society of Automotive Engineers). SAE ini adalah range tingkat kekentalan suatu pelumas seperti contoh: AE 10w-40 ini menandakan produk ini range kinerja kekentalan pada keadaan dingin sampai panas adalah 10 sampai 40. Ada juga yang hanya menunjukan satu range/grade saja contoh SAE 20. kalo yang menggunakan range 2bh seperti SAE 20w-50 disebut oli multigrade. Kalo huruf w pada 10w adalah singkatan winter yang menunjukan tingkat kekentalan 10 bahkan pada saat winter. Ada juga produk yang tanpa ada simbol w , Misalnya SAE 20-50 , maka produk SAE 20w-50 lebih baik dari SAE 20-50 dilihat dari range kekentalan range suhu yg berbeda. semakin besar angka SAE berarti semakin kental produk tsb. Seperti SAE 10w-40 lebih encer dari SAE 20w-40AE 10w-40 ini menandakan produk ini range kinerja kekentalan pada keadaan dingin sampai panas adalah 10 sampai 40. Ada juga yang hanya menunjukan satu range/grade saja contoh SAE 20. kalo yang menggunakan range 2bh seperti SAE 20w-50 disebut oli multigrade. Kalo huruf w pada 10w adalah singkatan winter yang menunjukan tingkat kekentalan 10 bahkan pada saat winter. Ada juga produk yang tanpa ada simbol w , Misalnya SAE 20-50 , maka produk SAE 20w-50 lebih baik dari SAE 20-50 dilihat dari range kekentalan range suhu yg berbeda. semakin besar angka SAE berarti semakin kental produk tsb. Seperti SAE 10w-40 lebih encer dari SAE 20w-40.

  1. API (American Petroleum Institute) adalah suatu grade yang didapat dari lembaga independent yang menetukan sejauh mana kualitas produk pelumas tersebut tentunya dengan seleksi yang ketat. Contoh : API SL. ini menunjukan produk tersebut ditujukan untuk mesin berbahan bakar bensin karena huruf S pada SL , singkatan dari spark (Busi) sedangkan untuk mesin diesel ditunjukan dengan huruf C (compression) seperti API CG dll. Sedangkan Huruf L pada SL menunjukan kualitas produk tsb. semakin mendekati huruf Z maka semakin baik produk tsb. Contoh produk API SL lebih baik secara kualitas dari produk API SF. Sampai saat ini grade tetinggi pada pelumas didunia adalah API SM. Dan perkembangan teknologi akan terus memicu peningkatkan kualitas grade API tsb. Tapi API bukan satu2nya lembaga yang mengeluarkan grade tsb. ada juga ILSAC (International Lubricants Standarization & Approval Commitee) seperti contoh ILSAC GF-2. Dan sampai saat ini yang tertinggi adalah ILSAC GF-4. Dan masih banyak lagi seperti JASO (Japan Automotive Standard Association) , ACEA (Association Des Constructeurs Europeens d' Automobiles), DIN (Deutsche Industrie Norm).

  1. ISO (International Standards Organization), bermarkas di Eropa
    Mengatur standar untuk banyak hal. Aq bahas yang standar untuk oli samping aja. Ada spesifikasi:
    ISO-L-EGB ---> memiliki persyaratan yang sama dg JASO FB
    ISO-L-EGC ---> memiliki persyaratan yang sama dg JASO FC, di atas ISO-L-EGB
    ISO-L-EGD ---> memiliki persyaratan yang sama dg JASO FD, di atas ISO-L-EGC
    Berhubung standar ISO & JASO sama, maka untuk Ninja 150, oli samping yang dipersyaratkan oleh pabrik adlh minimal ISO-L-EGC. Dg kata lain klo bro mo pake oli samping dg spek ISO-L-EGD, silakan saja.

  1. JASO (Japanese Automobile Standards Organization), bermarkas di Jepang
    JASO mengatur standar oli untuk mesin bensin 4 langkah, mesin diesel dan mesin bensin 2 langkah.
Mesin bensin 4 langkah
Ada 2 spesifikasi, yaitu MA dan MB dimana kualifikasi MB di atas MA.
Mesin bensin 2 langkah (oli samping)
Ada 4 spesifikasi:
    •  JASO FA ---> sudah tidak digunakan
    •  JASO FB ---> spesifikasi di atas FA
    •  JASO FC ---> spesifikasi di atas FB
    •  JASO FD ---> spesifikasi di atas FC
Mesin bensin 4 langkah
Kodenya diawali dengan "S" (Spark).Saat ini masih ada 4 klasifikasi,

  • SH ---> untuk mesin dg teknologi <1994, spesifikasi diatas SG
  • SJ ---> untuk mesin teknologi 1996, spesifikasi di atas SH
  • SL ---> untuk mesin teknologi 2001, spesifikasi di atas SJ
  • SM ---> yang terbaru, bisa digunakan pada mesin yang menpersyaratkan pelumas dengan spesifikasi di bawahnya (SL/SJ/SH).
Mesin diesel
Kodenya diawali dg "C" (Carbon).  yang msh dipake adalah CF, CG, CH dan CI.

Mesin bensin 2 langkah (Oli samping)
Kodenya diawali dg "T". Ada 4 spesifikasi:
  •      API TA  --> sudah tdk digunakan lagi
  •      API TB ---> spesifikasi di atas TA
  •      API TC ---> spesifikasi di atas TB
  •      API TD ---> spesifikasi di atas TC
Tentang Garde
  • Monograde.     Oli ini hanya memiliki 1 tingkat kekentalan pada semua suhu. Contoh SAE 10, SAE 20.
  • Multigrade.   Oli ini memiliki tingkat kekentalan ganda/bervariasi tergantung suhu. Pada suhu dingin oli ini akan encer dan pada suhu tinggi akan kental. Contoh SAE 10W 40, SAE 20W 50. "W" adlh singkatan dari winter. Berbeda dg standar2 yang lain, oli yang encer blm tentu lebih bagus drpd oli yang kental dan sebaliknya. Dg kata lain blm tentu SAE 10W 40 lebih baik drpd SAE 20W 50, begitu juga sebaliknya. Tergantung dari persyaratan yang diminta oleh masing-masing pabrikan untuk tiap produknya

1.6             Cara Pembuatan Oli
1.      Sebelum memproduksi satu jenis oli, tim teknis dari PT Federal Karyatama, produsen Federal Oil meracik dulu formulasi dasarnya. Dalam tahap pengujian yang dimaksud, Federal Oil harus memenuhi syarat teknis seperti memenuhi standar SAE. Juga memenuhi standard API (American Petroleum Institute) yang ditetapkan berdasarkan uji additive yang dilakukan produsen pembuat additive di negara asalnya.

2.      Yang tidak kalah penting adalah melakukan uji friksi agar memenuhi standar JASO (Japanese Automotive Standards Organization) yang ditetapkan. Untuk bagian uji friksi pihak PT Federal Karyatama melakukannya di Jepang.


3.      Jika resepnya sudah di tangan, tinggal dilakukan proses produksi. Material pertama yang harus ada adalah base oil. Untuk Federal Oil, digunakan base oil terbaik dengan kadar sulfur sangat rendah yaitu kurang dari 0,3 persen.

4.      Langkah lanjutan adalah base oil ini dicampur dengan polimer untuk mendapatkan nilai SAE lewat proses blending. SAE adalah klasifikasi oli menurut viskositasnya, seperti 10W-30 atau 20W-40. Sedikit berbeda, proses blending base oil dan polimer yang dilakukan oleh PT Federal Karyatama menggunakan tangki berbentuk tabung berukuran besar.


5.      Hal ini dilakukan karena polimer yang digunakan Federal Oil berbeda dengan produsen kebanyakan. Setelah itu, oli hasil blanding base oil dan polimer dicampur dengan additives package. Proses pencampuran ini dilakukan di suhu yang sangat tinggi. "Kami mengistilahkannya dimasak," kekeh pria ramah ini.

6.      Setelah matang, oli harus didinginkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Proses selanjutnya yaitu pengemasan.




1.7 Cara Kerja Oli Sebagai Pelumas
      Oleh karena itu, pengetahuan yang cukup terhadap masalah pelumasan sangat bermanfaat bagi perawatan mesin. Minyak pelumas atau yang biasa disebut oli ialah suatu cairan yang dapat menetralisir , menstabilkan panas yang berlebihan, dan berfungsi sebagai media penghantar atau penyerap panas, juga sebagai pelicin atau pelancar gerak.
Sistem pelumasan menggunakan Minyak pelumas , harus mempunyai persyaratan teknis sebagai mana dapat anda dilihat dibawah :
1. Tahan terhadap panas.
2. Bersih dari zat-zt kimi yang dapat mengakibatkan korosi pada bagian-  bagian mesin.
3. Licin.
4. Tidak mengakibatkan keausan ( yang disebabkan oleh pencemaran  kimiawi sehingga menimbulkan koroasi yang berakibat keausan.
5. Tidak banyak membebani mesin.
6. Dan untuk daerah tropis yang mempunyai suhu lebih dari 20° C keatas, pemakaian jenis minyak sistem pelumasa dengan kode “ SAE-30” merupakan suatu persyaratan teknis, minyak sistem pelumasan selaian kode tersebut diatas tidak dibenarkan.
Oli diangkat dari carter, oleh suatu sedotan, dari pompa oli yang digerakkan oleh perputaran roda gerigi yang dikoperlkan dengan perputaran poros engkol, melalui pipa hisap.
Dari pompa oli, disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan ke suatu media pendinginan yang berupa pipa penunjang melingkar satu setengah ( 1 ½ ) lingkar dnegan dinding bersirip untuk memperluas permukaan pipa sehingga proses pendinginan lebih lancar dari udara sekitarnya atau berupa radiator oli atau tanpa kedua sistem pendinginan tersebut, tergantung dari kapasitas diesel.
Dalam hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup pendek saja ( y pass). Dari ini kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari luar maupun sirkulasi di dalam mesin sendiri. sistem pelumasan pada Rosker Arm dari klep, didapatkan melalui camp shaft, tappel dan push rod langsung menembus baud pengatur jarak rosker arm ( Rocker Arm Bearing) kemudian menetes keluar sejenak ditampung bak per klep ; melalui celah antara push rod dan pipa pelindung push rod, oli mengalir ke bahah menuju ke bak charter. Untuk pelumasan ada metal-metal dan juga dinding-dinding silinder, oli disalurkan melalui pipa kapiler yang terdapat dalam dinding charter / crank case, juga masuk ke dalam pipa yang sejenis dengan crank case.
mengetahui tentang fungsi dan bekerjanya sistem pelumasan tersebut harus dijaga jangan sampai sistempelumasan terganggu, gangguan gangguan dalam sistempelumasan dapat terjadi oleh penyebab-penyebab sebagai berikut :
1.      Oli dari jenis kualitas rendah ( di luar apec) oli palsu oli bekas dan sebagainya
2.      Banyak kotoran membebani oli ( tercampur air, lumpur-lumpur dan lain sebagainya ).
3.      Tersumbatnya saluran pelumasan
4.      Rendahnya tekanan oli
Dengan memperhatikan penyebab-penyebab gangguan sistempelumasan tersebut dapat diambil tindakan-tindakan pencegahan antara sebagai berikut:
     1     Pemeriksaan oli dan pengawasan terhadap kualitas oli
     2.    Penggantian oli secara rutine
     3.    Penggantian filter secara rutine
     4.    Pemeriksaan saluran pelumasan
     5.    Memperhatikan tekanan oli.
            Prinsip kerja lainnya yaitu, Oli diangkat dari bak oli (carter) oleh suatu sedotan, dari pompa oli yang digerakkan oleh perputaran roda gerigi yang di koperkan dengan perputaran poros engkol, melalui pipa hisap. Dari pompa oli, disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan ke suatu media pendinginan yang berupa pipa penunjang melingkar 1 ½ lingkaran dengan dinding bersirip untuk memperluas permukaan pipa sehingga proses pendinginan lebih lancar dari udara sekitarnya atau berupa radiator oli atau tanpa kedua sistem pendinginan tersebut, tergantung dari kapasitas dieselnya. Dalam hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup pendek saja (y pass). Dari ini kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari luar maupun sirkulasi di dalam mesin sendiri. Sistem Pelumasan pada Rocker Arm dari klep, didapatkan melalui camp shaft, tappel dan push rod langsung menembus baut pengatur jarak rosker arm (Rocker Arm Bearing) kemudian menetes keluar sejenak ditampung bak per klep, melalui celah antara push rod dan pipa pelindung push rod, oli mengalir ke bawah menuju ke bak charter. Untuk pelumasan ada metal-metal dan juga dinding-dinding silinder, oli disalurkan melalui pipa kapiler yang terdapat dalam dinding charter (crank case), juga masuk ke dalam pipa yang sejenis dengan crank case.

Hasil gambar untuk Cara Kerja Oli Sebagai Pelumas
1.8 Sistem pelumasan tekan
Minyak pelumas diberi tekanan dengan pompa, sehingga masuk pada bagian – bagian yang diberi minyak pelumas. Pada tangki minyak pelumas, terdapat pompa, yang memompa minyak pelumas sampai ke tempat pergeseran antara poros engkol dengan bantalannya. Poros engkol dibuat berlubang (dilubangi) dengan tujuan untuk menyalurkan minyak pelumas hingga sampai ke tempat pergeseran pen engkol – batang torak. Dari tempat pergeseran pen engkol-batang torak tersebut, minyak pelumas dipercikkan hingga ke bagian atas, yaitu tempat pergeseran batang torak – pen torak, dan torak-dinding silinder. Pelumasan juga berfungsi sebagai pendingin bagian – bagian yang bergeser (tempat pergeseran).   Sistem ini yang paling baik dari semua sistem yang ada,karena minyak  pelumas disalurkan ke bagian yang dilumasi dengan memakai pompa sehinnga pelumasannya akan lebih merata dan sempurna.
-       Cara kerja sirkulasi pelumasan tekan:
Oli dari karter dipompakan oleh pompa oli menuju ke saluran-saluran untuk  bagian motor yang memerlukan pelumasan dan turun dengan sendirinya kembali ke karter melalui mekanisme nya itu sendiri, sirkulasi ini lah yang disebut sebagai sistem pelumasan tekan, sebab sistem ini di sebut pelumasan tekan adalah dikarenakan adanya pompa oli yang menekan oli atau juga bisa di sebut menyuplai minyak pelusan ke bagian yang membutuhkan pelumasan.berbeda dengan sistem ciprat oli didalam panci yang dijilat oleh sendok pada pangkal batang torak untuk melumasi bagian-bagian motor yang membutuhkan pelumasan.
Sistem cipat ini  hanya mengandalkan dari sendok pada pangkal batang torak.

-   Sifat-sifat sisitem pelumasan tekan:
1.   Pelumasan teratur dan merata
2.     Memberi pendinginan dan pembersihan pada tiap-tiap bagian yang di akhiri
3.     Karena pompa digerakkan oleh motor, hasil pemompaaannya tergantung pada putaran motor
4.     Digunakan pada kebanyakan motor 4 Tak dan motor Diesel 2 Tak
5.     Oli perlu diganti Setiap 5.000 km pada motor bensin ( Oli Pertamina ) dan setiap 3000 km pada motor Diesel ( Oli Pertamina )

Nama bagian dari sistem kontrol tekan beserta fungsinya masing-masing sebagai berikut:
1.     Karter: adalah sebagai tempat persediaan minyak pelumas
2.     Saringan kasar: sebagai alat mencegah pompa dari kotoran kasar
3.     Pompa oli: berfungsi menghisap dan menekan oli ke pemakai
4.     Katup pelepas: berfungsi mencegah kelebihan tekanan oli
5.     Saringan halus: berfungsi sebagai alat untuk menyaring oli sebelum pemakai
6.     Katup by pass: berfungsi untuk menjamin pelumasan sewaktu saringan halus tersumbat
7.     Sakelar tekanan : berfungsi untuk mengaktifkan lampu kontrol, jika tekanan oli kurang


Hasil gambar untuk Sistem pelumasan tekan

1.9 Mengapa Menggunakan Oli
Oli punya fungsi penting dalam mengurangi gesekan-gesekan antar komponen dalam mesin. Tujuannya, agar komponen-komponen mesin yang terdiri dari ratusan part tersebut tidak cepat rusak, sehingga bikin mesin motor panjang umur.
Fungsi kedua oli adalah sebagai pendingin atau memindahkan panas dari dalam mesin motor ke luar.  Peran ketiga oli adalah untuk mengendalikan kotoran. Sisa gram hasil gesekan komponen dalam mesin motor, juga sisa pembakaran akan dibawa oleh oli. Itu mengapa oli menjadi berwarna hitam ketika sudah dipakai cukup lama. Maka itu, oli perlu diganti secara berkala untuk menjaga keawetan mesin motor. Interval penggantian oli mesin motor biasanya 2.000 km sampai 2.500 km sekali. Adapun keuntungan dari menggunakan oli sebagai pelumas, yaitu :
a.       Sebagai Pelumasan
Oli mesin melumasi permukaan metal yang bersinggungan dalam mesin dengan cara membentuk lapisan film. Lapisan film tersebut berfungsi mencegtah kontak langsung antara permukaan metal dan membatasi keausan.
b.      Sebagai Pendingin
Pembakaran menimbulkan panas dan komponen- komponen mesin menjadi panas,hal ini menyebabkan keausan yang cepat pada komponen tersebut dan apabila tidak diturunkan temperaturnya maka mesin akan rusak maka dari itu sistem pelumasan sangat diperlukan.
c.       Sebagai Perapat
Oli mesin membentuk lapisan antara torak dengan silinder. Ini berfungsi sebagai perapat (seal) yang dapat mencegah hilangnya tenaga mesin. Sebaliknya apabila ada kebocoran maka  gas campuran yang dikompresikan akan menekan disekeliling torak dan masuk kedalam bak engkol dan ini berarti akan kehilangan tenaga.
d.      Sebagai Pembersih
Kotoran akan mengendap dalam komponen mesin seperti butiran- butiran logam hasil gesekan antara logam yang saling bersinggungan, ini menambah pergesekan dan menyumbat saluran oli. Oli mesin akan membersihkan kotoran tersebut untuk mencegah kotoran yang tertimbun didalam mesin.
e.       Sebagai Penyerap Tegangan
Oli mesin menyerap dan menekan tekanan lokal dan ini bereaksi pada komponen yang dilumasi, serta melindungi agar komponen tersebut tidak menjadi tajam saat terjadinya gesekan pada bagian yang saling berhubungan.
1.10 Kandungan Oli
Sebelum memilih oli mesin yang tepat untuk motor kita, tentunya kita mesti tahu terlebih dahulu fungsi dari oli mesin tersebut. Fungsi utamanya adalah untuk melapisi permukaan bagian-bagian logam yang besinggungan atau bergesekan secara langsung pada saat mesin bekerja, sehingga bagian-bagian tersebut tidak cepat aus karena saling ‘memakan’. Misalnya antar roda gigi transmisi atau piston dengan cylinder block.
Selain itu oli mesin berfungsi juga sebagai pengusir panas yang ditimbulkan dari pergesekan tersebut. Oleh karena itulah pada beberapa motor sport terpasang oil cooler yang tujuannya adalah menjaga oli tetap dingin sehingga fungsinya sebagai pendingin tetap maksimal. Oli mesin juga berfungsi mencegah berkaratnya logam-logam di dalam mesin.
Oli mesin dan oli pada umumnya bisa dibuat dari 2 macam bahan dasar oli (basestock), yaitu dari minyak mentah (mineral oil) atau minyak sintetik (synthetic oil). Kita akan membahasnya satu-persatu.
1.      Mineral Oil
Minyak mentah yang ditambang dari dalam tanah bisa berbentuk minyak parafin atau asphaltic. Masing-masing mempunyai kelemahan terhadap pengaruh suhu. Minyak parafin cenderung menjadi padat pada suhu rendah, sedangkan asphaltic cenderung menguap pada suhu tinggi. Proses penyulingan sangat berpengaruh terhadap kualitas basestock yang dihasilkan.
Berdasarkan kualitasnya, basestock dibagi menjadi 6 kategori yang berbeda, sebut saja kategori 1 sampai dengan kategori 6. Kebanyakan merk oli mesin yang beredar di pasaran di dibuat dari basestock kategori 2. Dewasa ini banyak perusahaan oli berlomba-lomba memperbaiki proses penyulingan untuk menghasilkan basestock yang lebih berkualitas. Jadi, meskipun berbahan minyak mentah yang sama, masing-masing perusahaan bisa menghasilkan basestock yang berbeda tergantung pada proses penyulingannya.
2.      Synthetic Oil
Minyak sintetik terbuat dari campuran berbagai macam molekul hydrocarbon ringan dan molekul berat. Tidaklah sulit bagi seorang ahli kimia untuk melakukannya. Mereka dapat mendesain campuran (compound) molekul hydrocarbon sehingga menghasilkan oli dengan kualitas yang sesuai kebutuhan yang spesifik. Proses pencampuran inilah yang akan menentukan kualitas akhir dari basestock yang dihasilkan.
Selain itu, ada 2 komponen penting pelumas yakni Base Oil dan Additive.
Base Oil : Merupakan bahan dasar pelumas. Base oil bisa dibedakan menjadi dua, yakni mineral oil dan synthetic oil.
Mineral Oil : Merupakan salah satu dari fraksi Minyak Bumi golongan medium-berat, dengan specific gravity 0.86– 0.89 pada suhu 30oC
Synthetic Oil : Base oil yang bisa jadi berasal mineral oil yg diolah lebih lanjut, miyak nabati (vegetables oils), atau bisa juga merupak hasil sintesa dari gugus Poly Alpha Olefin.
Additive : Bahan tambahan. Additive bisa berasal dari campuran base oil dengan beberapa tambahan bahan kimia, bisa juga berupa 100% bahan kimia. Additive dapat di golongkan dalam beberapa fungsi :
1.Additive pelumas itu sendiri. Additive ini disebut primary additive, yang memang perannya untuk membentuk pelumas tsb.
Semisal untuk menaikkan kinematic viscosity, menaikkan density, atau memang merupakan formula kimia untuk pembuat pelumas tersebut seperti pencegah gesekan antar logam pada mesin, mencegah timbulnya kotoran pada mesin, menetralisir asam, dsb.Additive pelumas untuk motor 2T akan beda dengan additive untuk motor 4T, beda juga dengan untuk pelumas Gear, dsb.
2.Pewarna pelumas. Termasuk secondary additive. Berfungsi memberi warna pelumas. Biasanya hanya digunakan dalam jumlah kecil dalam tiap takaran batch produksi.
3.Pengharum pelumas. Sama dengan pewarna, hanya digunakan sejumlah kecil.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar