NAMA : Rizky Hari Triawan
NPM : 26416604
KLS : 3IC07
1.1
Pengertian Oli
Oli atau Minyak
pelumas mesin adalah zat kimia yang
berupa cairan yang diberikan antara dua benda yang bergerak untuk mengurangi
gaya gesek. Pelumas atau Oli berfungsi sebagai
pelapis pelindung yang mencegah terjadinya benturan antara logam dengan logam
komponen mesin seminimal mungkin. Dan juga mencegah goresan dan keasusan.
Umumnya pelumas terdiri dari 90% minyak dasar dan 10% zat tambahan. Oli atau
minyak pelumas mesin mempunyai banyak
ragam dan macamnya.
- Oli mineral
Oli berbahan dasar yang
berdasar dari minyak bumi yang diolah dan ditambahkan zat aditif untuk
meningkatkan kemampuan dan fungsinya.
- Oli sintetis/sintetik
Oli sintetis biasanya
terdiri dari Polyalphaolifins dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas.
Kemudian senyawa ni dicampur dengan oli mineral. Inilah mengapa oli sintetis
bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya. Oli sintetis cenderung
mengandung bahan karbon reaktif. Oli sintetis didesain untuk menghasilkan
kinerja uang lebih efektig dibandingkan oli mineral.
1.2 Fungsi Oli
Oli mengandung
lapisan-lapisan halus, berfungsi mencegah terjadinya benturan antar logam
dengan logam komponen mesin seminimal mungkin, mencegah goresan atau keausan.
Untuk beberapa keperluan tertentu, aplikasi khusus pada fungsi tertentu, oli
dituntut memiliki sejumlah fungsi-fungsi tambahan. Mesin diesel misalnya,
secara normal beroperasi pada kecepatan rendah tetapi memiliki temperatur yang
lebih tinggi dibandingkan dengan Mesin bensin. Mesin diesel juga memiliki
kondisi kondusif (peluang) yang lebih besar yang dapat menimbulkan oksidasi
oli, penumpukan deposit dan perkaratan logam-logam bearing. Fungsi oli terdiri
dari tiga fungsi diantaranya:
1) Mengurangi
gesekan
Mesin
sepeda motor terdiri dari beberapa komponen, terdapat komponen yang diam dan
ada yang bergerak. Gerakan komponen satu dengan yang lain akan menimbulkan
gesekan, dan gesekan akan mengurangi tenaga, menimbulkan keausan, menghasilkan
kotoran dan panas. Guna mengurangi
gesekan maka antara bagian yang bergesekan dilapisi oli pelumas (oil film).
2) Sebagai
peredam
Piston,
batang piston dan poros engkol merupakan bagian mesin menerima gaya yang berfluktuasi,
sehingga saat menerima gaya tekan yang besar memungkinkan menimbulkan benturan
yang keras dan menimbulkan suara berisik. Pelumas berfungsi untuk melapisi
antara bagian tersebut dan meredam benturan yang terjadi sehingga suara mesin
lebih halus.
3) Sebagai
anti karat
Sistem
pelumas berfungsi untuk melapisi logam dengan oli, sehingga mencegah kontak
langsung antar logam dengan udara maupun maupun air dan terbentuknya karat
dapat dihindari. Ë Bagian-bagian yang penting dari mobil yang memerlukan
pelumasan ialah:
a) dinding silinder dan torak
b) bantalan poros engkol dan batang penggerak
c) bantalan poros kam
d) mekanisme katup
e) pena poros
f) kipas angin
g) pompa
h) mekanisme pengapian
4) Sebagai
Pelumasan
Oli
mesin melumasi permukaan metal yang bersinggungan dalam mesin dengan cara
membentuk lapisan film. Lapisan film tersebut berfungsi mencegtah kontak
langsung antara permukaan metal dan membatasi keausan.
5) Sebagai
Pendingin
Pembakaran
menimbulkan panas dan komponen- komponen mesin menjadi panas,hal ini
menyebabkan keausan yang cepat pada komponen tersebut dan apabila tidak
diturunkan temperaturnya maka mesin akan rusak maka dari itu sistem pelumasan
sangat diperlukan.
6) Sebagai
Perapat
Oli
mesin membentuk lapisan antara torak dengan silinder. Ini berfungsi sebagai
perapat (seal) yang dapat mencegah hilangnya tenaga mesin. Sebaliknya apabila
ada kebocoran maka gas campuran yang
dikompresikan akan menekan disekeliling torak dan masuk kedalam bak engkol dan
ini berarti akan kehilangan tenaga.
7) Sebagai
Pembersih
Kotoran
akan mengendap dalam komponen mesin seperti butiran- butiran logam hasil
gesekan antara logam yang saling bersinggungan, ini menambah pergesekan dan
menyumbat saluran oli. Oli mesin akan membersihkan kotoran tersebut untuk
mencegah kotoran yang tertimbun didalam mesin.
8) Sebagai
Penyerap Tegangan
Oli
mesin menyerap dan menekan tekanan lokal dan ini bereaksi pada komponen yang
dilumasi, serta melindungi agar komponen tersebut tidak menjadi tajam saat
terjadinya gesekan pada bagian yang saling berhubungan.
9)
Penyerap Panas
Ketika mesin
dihidupkan, terjadi proses pembakaran yang menghasilkan panas untuk diubah
menjadi tenaga. Pada saat yang bersamaan, oli bersirkulasi pada bagain dalam
mesin. Ketika oli mesin melewati bagian mesin dengan temperatur tinggi seperti
piston, metal dan dinding silinder, maka panas komponen tersebut akan diserap.
Hal ini dapat menjaga temperatur mesin dan mencegah keausan yang berlebihan
pada bagian mesin.
10) Perapat
Saat oli mesin
bersirkulasi di dalam mesin, oli akan membentuk lapisan tipis. Lapisan ini akan
merapatkan celah antara dua benda yang bergerak. Sebagai contoh, didalam mesin
terdapat silinder dan ring piston sebagai bagian penghasil tenaga di mesin. Oli
pada bagian ini akan merapatkan celah keduanya, sehingga kompesi maupun tenaga
pembakaran tidak bocor. Hasilnya, tenaga yang dihasilkan akan maksimal.
11) Mencegah Karat
Fungsi lain
dari oli mesin yaitu mencegah terjadinya karat pada permukaan logam. Oli mesin
akan menutup permukaan metal, sehingga metal tersebut terbebas dari oksidasi
yang menyebabkan timbulnya karat. Hal ini dapat dibuktikan pada mesin yang
terbuat dari metal/ logam, ketika terisi dengan oli, akan terbebas dari karat.
1.3 Jenis – Jenis Oli
Pertama, kenali dulu bahan dasarnya, ada 4 jenis oli dilihat dari
bahan dasarnya yaitu:
1.
Oli Meneral
Oli mineral berbahan bakar oli dasar (base oil) yang diambil dari minyak bumi yang telah diolah dan disempurnakan. Beberapa pakar mesin memberikan saran agar jika telah biasa menggunakan oli mineral selama bertahun-tahun maka jangan langsung menggantinya dengan oli sintetis dikarenakan oli sintetis umumnya mengikis deposit (sisa) yang ditinggalkan oli mineral sehingga deposit tadi terangkat dari tempatnya dan mengalir ke celah-celah mesin sehingga mengganggu pemakaian mesin.
2.
Oli Sintetis
Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian terbersih dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian dicampur dengan oli mineral. Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya. Basis yang paling stabil adalah polyol-ester , yang paling sedikit bereaksi bila dicampur dengan bahan lain. Oli sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif, senyawa yang sangat tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan oksigen sehingga menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral.
3.
Kekentalan(Viskositas)
Kekentalan merupakan salah satu unsur kandungan oli paling rawan karena berkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk mengalir. Kekentalan oli langsung berkaitan dengan sejauh mana oli berfungsi sebagai pelumas sekaligus pelindung benturan antar permukaan logam.
Oli harus mengalir ketika suhu mesin atau temperatur ambient. Mengalir secara cukup agar terjamin pasokannya ke komponen-komponen yang bergerak. Semakin kental oli, maka lapisan yang ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan halus pada oli kental memberi kemampuan ekstra menyapu atau membersihkan permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi resitensi berlebih mengalirkan oli pada temperatur rendah sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke komponen yang dibutuhkan. Untuk itu, oli harus memiliki kekentalan lebih tepat pada temperatur tertinggi atau temperatur terendah ketika mesin dioperasikan.
Dengan demikian, oli memiliki grade (derajat) tersendiri yang diatur oleh Society of Automotive Engineers (SAE). Bila pada kemasan oli tersebut tertera angka SAE 5W-30 berarti 5W (Winter) menunjukkan pada suhu dingin oli bekerja pada kekentalan 5 dan pada suhu terpanas akan bekerja pada kekentalan 30.
Tetapi yang terbaik adalah mengikuti viskositas sesuai permintaan mesin. Umumnya, mobil sekarang punya kekentalan lebih rendah dari 5W-30 . Karena mesin belakangan lebih sophisticated sehingga kerapatan antar komponen makin tipis dan juga banyak celah-celah kecil yang hanya bisa dilalui oleh oli encer. Tak baik menggunakan oli kental (20W-50) pada mesin seperti ini karena akan mengganggu debit aliran oli pada mesin dan butuh semprotan lebih tinggi.Untuk mesin lebih tua, clearance bearing lebih besar sehingga mengizinkan pemakaian oli kental untuk menjaga tekanan oli normal dan menyediakan lapisan film cukup untuk bearing.
4.
Grade oli
Kualitas oli disimbolkan oleh API (American Petroleum Institute). Simbol terakhir SL mulai diperkenalkan 1 Juli 2001. Walau begitu, simbol makin baru tetap bisa dipakai untuk katagori sebelumnya. Seperti API SJ baik untuk SH, SG, SF dan seterusnya. Sebaliknya jika mesin kendaraan menuntut SJ maka tidak bisa menggunakan tipe SH karena mesin tidak akan mendapatkan proteksi maksimal sebab oli SH didesain untuk mesinyanglebihlama.
Ada dua tipe API, S (Service) atau bisa juga (S) diartikan Spark-plug ignition (pakai busi) untuk mobil MPV atau pikap bermesin bensin. C (Commercial) diaplikasikan pada truk heavy duty dan mesin diesel. Contohnya katagori C adalah CF, CF-2, CG-4. Bila menggunakan mesin diesel pastikan memakai katagori yang tepat karena oli mesin diesel berbeda dengan oli mesin bensin karena karakter diesel yang banyak menghasilkan kontaminasi jelaga sisa pembakaran lebih tinggi. Oli jenis ini memerlukan tambahan aditif dispersant dan detergent untuk menjaga oli tetap bersih
- SM (Current)
Diperkenalkan
pada 2004. Ditujukan untuk semua jenis mesin bensin yang ada pada saat ini. Oli
ini didesain untuk memberikan resistensi oksidasi yang lebih baik, menjaga
temperatur, perlindungan lebih baik terhadap keausan, dan mengontrol deposit
lebih baik.
- SL (Current)
Merupakan
katagori terakhir sampai saat ini. Diperkenalkan pada 1 Juni 2001. Oli ini
didesain untuk menjaga temperatur dan mengontrol deposit lebih baik. Juga bisa
mengkonsumsi oli lebih rendah. Beberapa oli ini juga cocok dengan spesifikasi
terakhir ILSAC sebagai Energy Conserving. Untuk mesin generasi 2004 atau
sebelumnya
* SJ (Current) : Diperkenalkan untuk mesin generasi 2001 atau lebih tua
* SH (Obsolete): Untuk mesin generasi 1996 atau sebelumnya
* SG (Obselete): Untuk mesin generasi 1993 atau sebelumnya
* SF (Obsolete): Untuk mesin generasi 1988 atau sebelumnya
* SJ (Current) : Diperkenalkan untuk mesin generasi 2001 atau lebih tua
* SH (Obsolete): Untuk mesin generasi 1996 atau sebelumnya
* SG (Obselete): Untuk mesin generasi 1993 atau sebelumnya
* SF (Obsolete): Untuk mesin generasi 1988 atau sebelumnya
1.4 Memeriksa
Kondisi Oli Mesin
Memeriksa
oli setiap minggu perlu dilakukan, karena dari cairan tersebut, kita bisa tahu
apakah kendaraan layak digunakan atau tidak. Memeriksa kondisi oli juga tidak
memerlukan waktu yang lama. Kita cukup mencabut tongkat pemeriksa ketinggian
oli (dipstick), yang biasanya terlihat jelas di mesin. Apa saja yang bisa
dideteksi dari oli mesin?
Jika
warna oli tidak jauh berbeda dengan saat pertama diisikan ke mesin (biasanya
cenderung bening), maka artinya mesin dalam kondisi prima. Yang perlu Anda
lakukan hanya menyalakan mesin dan pergi ke tujuan. Namun, apabila oli berwarna
hitam, itu artinya sudah waktunya ganti oli. Jika punya wadah penampung, Anda
dapat melakukannya sendiri. Tapi jika tidak ingin repot, cukup bawa ke bengkel.
Oli
berwarna putih atau seperti susu berarti ada air yang tercampur. Air dan oli
bisa bercampur, akibat adanya lubang pada dinding pemisah di dalam mesin. Atau
bisa juga lubang terbentuk di radiator, bila kendaraan memakai jenis satu
radiator untuk mendinginkan air dan oli.
Apabila
muncul bau bensin, maka ada kemungkinan timbul masalah pada komponen di dalam
mesin. Segera periksakan ke bengkel, karena mekanik yang bisa mengetahui
komponen mana yang mungkin rusak.
Bila
oli banyak berkurang, maka segera periksa lantai di bawah mobil. Jika tidak ada
oli yang menetest, maka bisa jadi oli ikut terbakar bersama bensin. Tandanya
yaitu muncul asap putih tebal dari knalpot. Asap ini akibat rusaknya cincin
piston atau katup tempat campuran BBM masuk ke ruang bakar. Bila ini dibiarkan,
maka lama-kelamaan mesin akan rusak.

1.5
Standarisasi Oli
Mengenali
tulisan kode standarisasi di produk2 pelumas seperti yang udah kita ketahui
sangat perlu biar kita mendapat manfaat & kegunaan pelumas secara maksimal
sesuai kebutuhan kita.
- SAE (Society of Automotive Engineers). SAE ini adalah range tingkat kekentalan suatu pelumas seperti contoh: AE 10w-40 ini menandakan produk ini range kinerja kekentalan pada keadaan dingin sampai panas adalah 10 sampai 40. Ada juga yang hanya menunjukan satu range/grade saja contoh SAE 20. kalo yang menggunakan range 2bh seperti SAE 20w-50 disebut oli multigrade. Kalo huruf w pada 10w adalah singkatan winter yang menunjukan tingkat kekentalan 10 bahkan pada saat winter. Ada juga produk yang tanpa ada simbol w , Misalnya SAE 20-50 , maka produk SAE 20w-50 lebih baik dari SAE 20-50 dilihat dari range kekentalan range suhu yg berbeda. semakin besar angka SAE berarti semakin kental produk tsb. Seperti SAE 10w-40 lebih encer dari SAE 20w-40AE 10w-40 ini menandakan produk ini range kinerja kekentalan pada keadaan dingin sampai panas adalah 10 sampai 40. Ada juga yang hanya menunjukan satu range/grade saja contoh SAE 20. kalo yang menggunakan range 2bh seperti SAE 20w-50 disebut oli multigrade. Kalo huruf w pada 10w adalah singkatan winter yang menunjukan tingkat kekentalan 10 bahkan pada saat winter. Ada juga produk yang tanpa ada simbol w , Misalnya SAE 20-50 , maka produk SAE 20w-50 lebih baik dari SAE 20-50 dilihat dari range kekentalan range suhu yg berbeda. semakin besar angka SAE berarti semakin kental produk tsb. Seperti SAE 10w-40 lebih encer dari SAE 20w-40.
- API (American Petroleum Institute) adalah suatu grade yang didapat dari lembaga independent yang menetukan sejauh mana kualitas produk pelumas tersebut tentunya dengan seleksi yang ketat. Contoh : API SL. ini menunjukan produk tersebut ditujukan untuk mesin berbahan bakar bensin karena huruf S pada SL , singkatan dari spark (Busi) sedangkan untuk mesin diesel ditunjukan dengan huruf C (compression) seperti API CG dll. Sedangkan Huruf L pada SL menunjukan kualitas produk tsb. semakin mendekati huruf Z maka semakin baik produk tsb. Contoh produk API SL lebih baik secara kualitas dari produk API SF. Sampai saat ini grade tetinggi pada pelumas didunia adalah API SM. Dan perkembangan teknologi akan terus memicu peningkatkan kualitas grade API tsb. Tapi API bukan satu2nya lembaga yang mengeluarkan grade tsb. ada juga ILSAC (International Lubricants Standarization & Approval Commitee) seperti contoh ILSAC GF-2. Dan sampai saat ini yang tertinggi adalah ILSAC GF-4. Dan masih banyak lagi seperti JASO (Japan Automotive Standard Association) , ACEA (Association Des Constructeurs Europeens d' Automobiles), DIN (Deutsche Industrie Norm).
- ISO (International Standards
Organization), bermarkas di Eropa
Mengatur standar untuk banyak hal. Aq bahas yang standar untuk oli samping aja. Ada spesifikasi:
ISO-L-EGB ---> memiliki persyaratan yang sama dg JASO FB
ISO-L-EGC ---> memiliki persyaratan yang sama dg JASO FC, di atas ISO-L-EGB
ISO-L-EGD ---> memiliki persyaratan yang sama dg JASO FD, di atas ISO-L-EGC
Berhubung standar ISO & JASO sama, maka untuk Ninja 150, oli samping yang dipersyaratkan oleh pabrik adlh minimal ISO-L-EGC. Dg kata lain klo bro mo pake oli samping dg spek ISO-L-EGD, silakan saja.
- JASO (Japanese Automobile Standards
Organization), bermarkas di Jepang
JASO mengatur standar oli untuk mesin bensin 4 langkah, mesin diesel dan mesin bensin 2 langkah.
Mesin bensin 4 langkah
Ada 2 spesifikasi,
yaitu MA dan MB dimana kualifikasi MB di atas MA.
Mesin bensin 2 langkah (oli samping)
Mesin bensin 2 langkah (oli samping)
Ada 4 spesifikasi:
- JASO FA ---> sudah tidak digunakan
- JASO FB ---> spesifikasi di atas FA
- JASO FC ---> spesifikasi di atas FB
- JASO FD ---> spesifikasi di atas FC
Mesin bensin 4 langkah
Kodenya diawali dengan "S" (Spark).Saat ini masih ada 4
klasifikasi,
- SH ---> untuk mesin dg teknologi <1994, spesifikasi diatas SG
- SJ ---> untuk mesin teknologi 1996, spesifikasi di atas SH
- SL ---> untuk mesin teknologi 2001, spesifikasi di atas SJ
- SM ---> yang terbaru, bisa digunakan pada mesin yang menpersyaratkan pelumas dengan spesifikasi di bawahnya (SL/SJ/SH).
Mesin diesel
Kodenya diawali dg
"C" (Carbon). yang msh dipake adalah CF, CG, CH dan CI.
Mesin bensin 2 langkah
(Oli samping)
Kodenya diawali dg
"T". Ada 4 spesifikasi:
- API TA --> sudah tdk digunakan lagi
- API TB ---> spesifikasi di atas TA
- API TC ---> spesifikasi di atas TB
- API TD ---> spesifikasi di atas TC
Tentang Garde
- Monograde. Oli ini hanya memiliki 1 tingkat kekentalan pada semua suhu. Contoh SAE 10, SAE 20.
- Multigrade. Oli ini memiliki tingkat kekentalan ganda/bervariasi tergantung suhu. Pada suhu dingin oli ini akan encer dan pada suhu tinggi akan kental. Contoh SAE 10W 40, SAE 20W 50. "W" adlh singkatan dari winter. Berbeda dg standar2 yang lain, oli yang encer blm tentu lebih bagus drpd oli yang kental dan sebaliknya. Dg kata lain blm tentu SAE 10W 40 lebih baik drpd SAE 20W 50, begitu juga sebaliknya. Tergantung dari persyaratan yang diminta oleh masing-masing pabrikan untuk tiap produknya
1.6
Cara Pembuatan Oli
1. Sebelum
memproduksi satu jenis oli, tim teknis dari PT Federal Karyatama, produsen Federal Oil meracik dulu formulasi
dasarnya. Dalam tahap pengujian yang dimaksud, Federal Oil harus memenuhi syarat teknis seperti memenuhi standar
SAE. Juga memenuhi standard API (American
Petroleum Institute) yang ditetapkan berdasarkan uji additive yang
dilakukan produsen pembuat additive di negara asalnya.
2. Yang
tidak kalah penting adalah melakukan uji friksi agar memenuhi standar JASO (Japanese Automotive Standards Organization)
yang ditetapkan. Untuk bagian uji friksi pihak PT Federal Karyatama
melakukannya di Jepang.
3. Jika
resepnya sudah di tangan, tinggal dilakukan proses produksi. Material pertama
yang harus ada adalah base oil. Untuk
Federal Oil, digunakan base oil terbaik dengan kadar sulfur
sangat rendah yaitu kurang dari 0,3 persen.
4. Langkah
lanjutan adalah base oil ini dicampur
dengan polimer untuk mendapatkan nilai SAE lewat proses blending. SAE adalah klasifikasi oli menurut viskositasnya, seperti
10W-30 atau 20W-40. Sedikit berbeda, proses blending
base oil dan polimer yang dilakukan
oleh PT Federal Karyatama menggunakan tangki berbentuk tabung berukuran besar.
5. Hal
ini dilakukan karena polimer yang digunakan Federal
Oil berbeda dengan produsen kebanyakan. Setelah itu, oli hasil blanding
base oil dan polimer dicampur dengan additives package. Proses pencampuran ini
dilakukan di suhu yang sangat tinggi. "Kami mengistilahkannya
dimasak," kekeh pria ramah ini.
6. Setelah
matang, oli harus didinginkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Proses
selanjutnya yaitu pengemasan.
1.7 Cara
Kerja Oli Sebagai Pelumas
Oleh
karena itu, pengetahuan yang cukup terhadap masalah pelumasan sangat bermanfaat
bagi perawatan mesin. Minyak pelumas atau yang biasa disebut oli ialah suatu
cairan yang dapat menetralisir , menstabilkan panas yang berlebihan, dan
berfungsi sebagai media penghantar atau penyerap panas, juga sebagai pelicin
atau pelancar gerak.
Sistem
pelumasan menggunakan Minyak pelumas , harus mempunyai persyaratan teknis
sebagai mana dapat anda dilihat dibawah :
1.
Tahan terhadap panas.
2. Bersih dari zat-zt kimi yang dapat
mengakibatkan korosi pada bagian- bagian
mesin.
3.
Licin.
4. Tidak mengakibatkan keausan ( yang
disebabkan oleh pencemaran kimiawi
sehingga menimbulkan koroasi yang berakibat keausan.
5.
Tidak banyak membebani mesin.
6. Dan untuk daerah tropis yang
mempunyai suhu lebih dari 20° C keatas, pemakaian jenis minyak sistem pelumasa
dengan kode “ SAE-30” merupakan suatu persyaratan teknis, minyak sistem
pelumasan selaian kode tersebut diatas tidak dibenarkan.
Oli
diangkat dari carter, oleh suatu sedotan, dari pompa oli yang digerakkan oleh
perputaran roda gerigi yang dikoperlkan dengan perputaran poros engkol, melalui
pipa hisap.
Dari
pompa oli, disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan ke suatu media
pendinginan yang berupa pipa penunjang melingkar satu setengah ( 1 ½ ) lingkar
dnegan dinding bersirip untuk memperluas permukaan pipa sehingga proses
pendinginan lebih lancar dari udara sekitarnya atau berupa radiator oli atau
tanpa kedua sistem pendinginan tersebut, tergantung dari kapasitas diesel.
Dalam
hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup pendek saja
( y pass). Dari ini kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari luar maupun
sirkulasi di dalam mesin sendiri. sistem pelumasan pada Rosker Arm dari klep,
didapatkan melalui camp shaft, tappel dan push rod langsung menembus baud
pengatur jarak rosker arm ( Rocker Arm Bearing) kemudian menetes keluar sejenak
ditampung bak per klep ; melalui celah antara push rod dan pipa pelindung push
rod, oli mengalir ke bahah menuju ke bak charter. Untuk pelumasan ada metal-metal
dan juga dinding-dinding silinder, oli disalurkan melalui pipa kapiler yang
terdapat dalam dinding charter / crank case, juga masuk ke dalam pipa yang
sejenis dengan crank case.
mengetahui
tentang fungsi dan bekerjanya sistem pelumasan tersebut harus dijaga jangan
sampai sistempelumasan terganggu, gangguan gangguan dalam sistempelumasan dapat
terjadi oleh penyebab-penyebab sebagai berikut :
1. Oli
dari jenis kualitas rendah ( di luar apec) oli palsu oli bekas dan sebagainya
2. Banyak
kotoran membebani oli ( tercampur air, lumpur-lumpur dan lain sebagainya ).
3. Tersumbatnya
saluran pelumasan
4. Rendahnya
tekanan oli
Dengan
memperhatikan penyebab-penyebab gangguan sistempelumasan tersebut dapat diambil
tindakan-tindakan pencegahan antara sebagai berikut:
1 Pemeriksaan
oli dan pengawasan terhadap kualitas oli
2.
Penggantian oli secara rutine
3.
Penggantian filter secara rutine
4.
Pemeriksaan saluran pelumasan
5.
Memperhatikan tekanan oli.
Prinsip kerja lainnya yaitu, Oli
diangkat dari bak oli (carter) oleh
suatu sedotan, dari pompa oli yang digerakkan oleh perputaran roda gerigi yang
di koperkan dengan perputaran poros engkol, melalui pipa hisap. Dari pompa oli,
disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan ke suatu media pendinginan
yang berupa pipa penunjang melingkar 1 ½ lingkaran dengan dinding bersirip
untuk memperluas permukaan pipa sehingga proses pendinginan lebih lancar dari
udara sekitarnya atau berupa radiator oli atau tanpa kedua sistem pendinginan
tersebut, tergantung dari kapasitas dieselnya. Dalam hal yang terakhir ini oli
hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup pendek saja (y pass). Dari ini
kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari luar maupun sirkulasi di dalam
mesin sendiri. Sistem Pelumasan pada Rocker
Arm dari klep, didapatkan melalui camp
shaft, tappel dan push rod langsung menembus baut pengatur jarak rosker arm
(Rocker Arm Bearing) kemudian menetes
keluar sejenak ditampung bak per klep, melalui celah antara push rod dan pipa
pelindung push rod, oli mengalir ke bawah menuju ke bak charter. Untuk
pelumasan ada metal-metal dan juga dinding-dinding silinder, oli disalurkan
melalui pipa kapiler yang terdapat dalam dinding charter (crank case), juga masuk ke dalam pipa yang sejenis dengan crank
case.

1.8 Sistem
pelumasan tekan
Minyak
pelumas diberi tekanan dengan pompa, sehingga masuk pada bagian – bagian yang
diberi minyak pelumas. Pada tangki minyak pelumas, terdapat pompa, yang memompa
minyak pelumas sampai ke tempat pergeseran antara poros engkol dengan
bantalannya. Poros engkol dibuat berlubang (dilubangi) dengan tujuan untuk
menyalurkan minyak pelumas hingga sampai ke tempat pergeseran pen engkol –
batang torak. Dari tempat pergeseran pen engkol-batang torak tersebut, minyak
pelumas dipercikkan hingga ke bagian atas, yaitu tempat pergeseran batang torak
– pen torak, dan torak-dinding silinder. Pelumasan juga berfungsi sebagai
pendingin bagian – bagian yang bergeser (tempat pergeseran). Sistem
ini yang paling baik dari semua sistem yang ada,karena minyak pelumas
disalurkan ke bagian yang dilumasi dengan memakai pompa sehinnga pelumasannya
akan lebih merata dan sempurna.
-
Cara kerja sirkulasi
pelumasan tekan:
Oli dari
karter dipompakan oleh pompa oli menuju ke saluran-saluran untuk bagian
motor yang memerlukan pelumasan dan turun dengan sendirinya kembali ke karter
melalui mekanisme nya itu sendiri, sirkulasi ini lah yang disebut sebagai
sistem pelumasan tekan, sebab sistem ini di sebut pelumasan tekan adalah
dikarenakan adanya pompa oli yang menekan oli atau juga bisa di sebut menyuplai
minyak pelusan ke bagian yang membutuhkan pelumasan.berbeda dengan sistem
ciprat oli didalam panci yang dijilat oleh sendok pada pangkal batang torak
untuk melumasi bagian-bagian motor yang membutuhkan pelumasan.
Sistem cipat ini hanya
mengandalkan dari sendok pada pangkal batang torak.
-
Sifat-sifat sisitem pelumasan tekan:
1. Pelumasan teratur dan merata
2. Memberi
pendinginan dan pembersihan pada tiap-tiap bagian yang di akhiri
3. Karena pompa
digerakkan oleh motor, hasil pemompaaannya tergantung pada putaran motor
4. Digunakan
pada kebanyakan motor 4 Tak dan motor Diesel 2 Tak
5. Oli perlu
diganti Setiap 5.000 km pada motor bensin ( Oli Pertamina ) dan setiap 3000 km
pada motor Diesel ( Oli Pertamina )
Nama bagian
dari sistem kontrol tekan beserta fungsinya masing-masing sebagai berikut:
1. Karter:
adalah sebagai tempat persediaan minyak pelumas
2. Saringan
kasar: sebagai alat mencegah pompa dari kotoran kasar
3. Pompa oli:
berfungsi menghisap dan menekan oli ke pemakai
4. Katup pelepas:
berfungsi mencegah kelebihan tekanan oli
5. Saringan
halus: berfungsi sebagai alat untuk menyaring oli sebelum pemakai
6. Katup by
pass: berfungsi untuk menjamin pelumasan sewaktu saringan halus tersumbat
7. Sakelar
tekanan : berfungsi untuk mengaktifkan lampu kontrol, jika tekanan oli kurang

1.9
Mengapa Menggunakan Oli
Oli
punya fungsi penting dalam mengurangi gesekan-gesekan antar komponen dalam
mesin. Tujuannya, agar komponen-komponen mesin yang terdiri dari ratusan part
tersebut tidak cepat rusak, sehingga bikin mesin motor panjang umur.
Fungsi
kedua oli adalah sebagai pendingin atau memindahkan panas dari dalam mesin
motor ke luar. Peran ketiga oli adalah
untuk mengendalikan kotoran. Sisa gram hasil gesekan komponen dalam mesin
motor, juga sisa pembakaran akan dibawa oleh oli. Itu mengapa oli menjadi
berwarna hitam ketika sudah dipakai cukup lama. Maka itu, oli perlu diganti
secara berkala untuk menjaga keawetan mesin motor. Interval penggantian oli
mesin motor biasanya 2.000 km sampai 2.500 km sekali. Adapun keuntungan dari
menggunakan oli sebagai pelumas, yaitu :
a. Sebagai
Pelumasan
Oli mesin melumasi permukaan metal yang
bersinggungan dalam mesin dengan cara membentuk lapisan film. Lapisan film
tersebut berfungsi mencegtah kontak langsung antara permukaan metal dan
membatasi keausan.
b. Sebagai
Pendingin
Pembakaran menimbulkan panas dan
komponen- komponen mesin menjadi panas,hal ini menyebabkan keausan yang cepat
pada komponen tersebut dan apabila tidak diturunkan temperaturnya maka mesin
akan rusak maka dari itu sistem pelumasan sangat diperlukan.
c. Sebagai
Perapat
Oli mesin membentuk lapisan antara torak
dengan silinder. Ini berfungsi sebagai perapat (seal) yang dapat mencegah
hilangnya tenaga mesin. Sebaliknya apabila ada kebocoran maka gas campuran yang dikompresikan akan menekan
disekeliling torak dan masuk kedalam bak engkol dan ini berarti akan kehilangan
tenaga.
d. Sebagai
Pembersih
Kotoran akan mengendap dalam komponen
mesin seperti butiran- butiran logam hasil gesekan antara logam yang saling bersinggungan,
ini menambah pergesekan dan menyumbat saluran oli. Oli mesin akan membersihkan
kotoran tersebut untuk mencegah kotoran yang tertimbun didalam mesin.
e. Sebagai
Penyerap Tegangan
Oli mesin menyerap dan menekan tekanan
lokal dan ini bereaksi pada komponen yang dilumasi, serta melindungi agar
komponen tersebut tidak menjadi tajam saat terjadinya gesekan pada bagian yang
saling berhubungan.
1.10
Kandungan Oli
Sebelum
memilih oli mesin yang tepat untuk motor kita, tentunya kita mesti tahu
terlebih dahulu fungsi dari oli mesin tersebut. Fungsi utamanya adalah untuk
melapisi permukaan bagian-bagian logam yang besinggungan atau bergesekan secara
langsung pada saat mesin bekerja, sehingga bagian-bagian tersebut tidak cepat
aus karena saling ‘memakan’. Misalnya antar roda gigi transmisi atau piston
dengan cylinder block.
Selain
itu oli mesin berfungsi juga sebagai pengusir panas yang ditimbulkan dari
pergesekan tersebut. Oleh karena itulah pada beberapa motor sport terpasang oil
cooler yang tujuannya adalah menjaga oli tetap dingin sehingga fungsinya
sebagai pendingin tetap maksimal. Oli mesin juga berfungsi mencegah berkaratnya
logam-logam di dalam mesin.
Oli
mesin dan oli pada umumnya bisa dibuat dari 2 macam bahan dasar oli
(basestock), yaitu dari minyak mentah (mineral oil) atau minyak sintetik
(synthetic oil). Kita akan membahasnya satu-persatu.
1. Mineral
Oil
Minyak
mentah yang ditambang dari dalam tanah bisa berbentuk minyak parafin atau
asphaltic. Masing-masing mempunyai kelemahan terhadap pengaruh suhu. Minyak
parafin cenderung menjadi padat pada suhu rendah, sedangkan asphaltic cenderung
menguap pada suhu tinggi. Proses penyulingan sangat berpengaruh terhadap
kualitas basestock yang dihasilkan.
Berdasarkan
kualitasnya, basestock dibagi menjadi 6 kategori yang berbeda, sebut saja
kategori 1 sampai dengan kategori 6. Kebanyakan merk oli mesin yang beredar di
pasaran di dibuat dari basestock kategori 2. Dewasa ini banyak perusahaan oli
berlomba-lomba memperbaiki proses penyulingan untuk menghasilkan basestock yang
lebih berkualitas. Jadi, meskipun berbahan minyak mentah yang sama,
masing-masing perusahaan bisa menghasilkan basestock yang berbeda tergantung
pada proses penyulingannya.
2. Synthetic
Oil
Minyak
sintetik terbuat dari campuran berbagai macam molekul hydrocarbon ringan dan
molekul berat. Tidaklah sulit bagi seorang ahli kimia untuk melakukannya.
Mereka dapat mendesain campuran (compound) molekul hydrocarbon sehingga
menghasilkan oli dengan kualitas yang sesuai kebutuhan yang spesifik. Proses
pencampuran inilah yang akan menentukan kualitas akhir dari basestock yang
dihasilkan.
Selain
itu, ada 2 komponen penting pelumas yakni Base Oil dan Additive.
Base
Oil : Merupakan bahan dasar pelumas. Base oil bisa dibedakan menjadi dua, yakni
mineral oil dan synthetic oil.
Mineral
Oil : Merupakan salah satu dari fraksi Minyak Bumi golongan medium-berat,
dengan specific gravity 0.86– 0.89 pada suhu 30oC
Synthetic
Oil : Base oil yang bisa jadi berasal mineral oil yg diolah lebih lanjut, miyak
nabati (vegetables oils), atau bisa juga merupak hasil sintesa dari gugus Poly
Alpha Olefin.
Additive
: Bahan tambahan. Additive bisa berasal dari campuran base oil dengan beberapa
tambahan bahan kimia, bisa juga berupa 100% bahan kimia. Additive dapat di golongkan
dalam beberapa fungsi :
1.Additive
pelumas itu sendiri. Additive ini disebut primary additive, yang memang
perannya untuk membentuk pelumas tsb.
Semisal
untuk menaikkan kinematic viscosity, menaikkan density, atau memang merupakan
formula kimia untuk pembuat pelumas tersebut seperti pencegah gesekan antar
logam pada mesin, mencegah timbulnya kotoran pada mesin, menetralisir asam,
dsb.Additive pelumas untuk motor 2T akan beda dengan additive untuk motor 4T,
beda juga dengan untuk pelumas Gear, dsb.
2.Pewarna
pelumas. Termasuk secondary additive. Berfungsi memberi warna pelumas. Biasanya
hanya digunakan dalam jumlah kecil dalam tiap takaran batch produksi.
3.Pengharum
pelumas. Sama dengan pewarna, hanya digunakan sejumlah kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar